Oleh: Pray. Ksn
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Di masyarakat kita sering kita jumpai cemoohan terhadap seseorang yang
meminta doa terhadap saudara Muslim-nya yang lain. Saya masih teringat
ucapan seorang teman, ketika teman-nya yang lain mendatangi rumah
seorang ulama,untuk meminta doa Ulama tersebut karena hendak ujian.
Seketika itu seorang teman bilang “Minta itu ke Allah seperti tidak mampu
doa sendiri”. Lalu saya teringat juga ketika seorang yang hendak
berangkat Haji maka masyarakatpun berbondong-bondong meminta didoakan
ketika Calhaj ziarah ke Ka’bah. Tak khayal masih ada orang yang mencibir
“Minta doa buat apa? Doa sendiri saja bisa, dari sinipun bisa dan gak
perlu nitip-nitip doa segala. Seperti Tuhan Cuma di Ka’bah”. Dan banyak
lagi. Seakan-akan hal seperti ini dilarang untuk dilakukan.
Didalam Kitab Riyadhu As-Sholihin Li Al-Imam Muhyiddin Abu Zakaria Yahya
bin Syarof An-Nawawi. Pada Bab Ziarah dan Meminta doa. Beliau Mengutif
sebuah Hadits:
Dari Umar bin Khothob: “Aku memohon izin kepada
Nabi Sholallahu’alaihi Wasallam untuk menunaikan Ibadah Umroh dan Beliau
mengizinkan-nya. Rosulullah bersabda: “Jangan kau lewatkan aku dari
doamu ya Umar”. Lalu Umar r.a berkata: “Suatu kalimat yang sangat
membesarkan hatiku dibandingkan dengan kekayaan sepenuhnya dunia ini”.
Riwayat lain, Rosulullah bersabda: “Ikutkan (Sebutkan/doakan) kami dalam
do’amu ya Umar saudaraku”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dari satu hadits ini dapat kita ambil diantaranya bahwa:
1. Umar meminta izin (Minta restu) kepada Rosulullah saw untuk
menunaikan Umroh. Menunaikan hal yang baik, Umar meminta restu kapada
Rosulullah. Maka meminta restu orang yang lebih mulia dan sholeh itu
dibenarkan. Seorang Muslim meminta restu kepada Muslim lainnya.
2. Umar r.a mengajarkan meminta ridho kepada seorang guru, meminta restu pada tetangga, sahabat, saudara dan meminta doanya.
3. Umar r.a mengajarkan agar memberitahukan perjalanannya, agar orang yang ditinggalkan mengetahui kemana ia pergi.
4. Rosulullah meminta doa Umar r.a. Rosulullah saja seorang Utusan
meminta doa Umar untuk disertai diri beliau dalam doa-nya. Terlebih Umar
r.a akan melakukan perjalanan, ini menandakan doa seorang Musafir dan
doa seorang Musafir salah satu do’a yang dikabulkan Allah. Karena bukan
perjalanan bermaksiat.
5. Rosulullah meminta doa baik dalam
perjalanan maupun ketika Umroh. Ketika seseorang melakukan (Ritual)
Umroh adalah doa yang dikabulkan oleh Allah.
6. Rosulullah
mengajarkan agar tidak sombong. Bahwa beliaupun seorang utusan Allah
yaitu Nabi dan Rosul Allah, Meminta doa Umar r.a.
7. Rosulullah
mengajarkan berbaiksangka bahwa melalui Umar r.a, bahwa Umar adalah
orang Sholeh. Maka meminta doa orang Sholeh itu dibenarkan. Dan
Rosulullah memuliakan dan membesarkan Umar karena sebab Umar berakhlak
kepada Allah dengan melakukan perintah Allah yaitu Umroh.
8.
Rosulullah mengajarkan agar Muslim dan Muslim yang lainnya saling
mendoakan satu dengan Muslim yang lainnya karena Muslim itu bersaudara.
Wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar