2 Desember 2013

SIFAT-SIFAT PENGHAMBAT KEPADA MA’RIFATULLAH





Oleh: Pray. Ksn
Bismillahirrohmaanirrohiim

Cara Mengenal Allah Subhanahu Wata’ala-
Pernahkah kita bertanya, kenapa mereka dahulu lebih cepat dekat dengan Allah padahal kita sama dengan mereka?”.

Didalam banyak buku yang membahas mengenai Psikologi menyatakan bahwa psikologi salah satu sebuah jalan untuk menyikapi apa yang tersembunyi, berusaha untuk memahami peristiwa komunikasi dengan menganalisa keadaan internal (Intenal state), suasana batiniyah individu. Komunikasi yang efektif menghasilkan kesenangan, mempengaruhi sikap, prilaku dan tindakkan serta menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Hal ini adalah dari fisik ke fisik yaitu dari manusia ke manusia, terlebih jika komunikasi yang efektif itu dilakukan kepada Allah. Komunikasi yang efektif kepada Allah menghasilkan kecintaan Allah dan Allah mencintainya. Inilah tujuan berma’rifat.

Akan tetapi, ma’rifat (Mengenal) Allah sangatlah sulit untuk setiap manusia terkecuali seorang tersebut telah ditunjukkan oleh Allah secara langsung karena kehendak-Nya. Akan tetapi Allah pada hakekatnya telah memberikan seluasnya kepada manusia tanpa ada kekurangan atau rintangan apapun untuk mengenal-Nya. Disebabkan karena Allah Swt telah memberikan kelebihan pada manusia dibandingkan makhluk lainnya. Manusia telah Allah Swt karuniakan yaitu Hati dan Akal untuk membaca, mentadaburi dan memikirkan semua tanda-tanda kekuasaan Allah agar dapat mengenal-Nya.

Sebagaimana Firman Allah yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad saw:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”. (QS. Al-‘Alaq : 1)

Allah Swt memerintahkan untuk “iqro” yaitu membaca, mencari, mentadaburi dan memikirkan segala hal yang telah Allah ciptakan. Sengaja Allah menggunakan “Robbikalladzi Kholaq” yaitu Tuhan-mu yang menciptakan. Karena perintah itu bukan hanya pada satu golongan manusia saja namun kepada seluruh manusia baik yang telah beragama maupun yang tidak beragama. Sebab semua manusia pastilah merasakan bahwa ia diciptakan sekalipun ia tak memahami, karena ia ada pastilah ada yang mengadakannya, minimal pernyataan awal adalah orang tua yang mengadakannya.

Hati dan akal telah Allah berikan melalui fisik setiap manusia, disamping organ-organ lain pada tubuh setiap manusia seperti tubuh, telinga, mata, mulut, tangan, kaki dll, semua itu adalah pembantu dari hati dan akal sebagai modal bagi manusia untuk mengenal Allah Subhanahu Wata’ala. Maka sebab itu hati dan akal sebagai pondasi diterima atau tidaknya sebuah amalan karena perbuatan orang yang hatinya kosong dan tidak bertujuan maka tidak akan diterima atau dikabulkan. Dan begitupun perbuatan orang gila maka tidak akan diterima atau dikabulkan karena tidak ada kesadaran dan tidak ada bertujuan, apa-apa yang diperbuat olehnya. Maka syarat beragama adalah berhati (Sandaran iman) dan berakal (Sandaran Islam) agar dapat membedakan yang benar dan yang salah hingga menimbulkan hidupnya hati dan akal menuju Allah (Ihsan).

Disamping organ fisik tersebut, Allah Swt memberikan kemudahan kepada manusia yaitu dari semua tanda-tanda kekuasaan-Nya yang terdapat pada makhluk ciptaan-Nya diseluruh jagad raya alam semesta. Dimudahkan lagi oleh Allah juga dengan al-Quran agar dapat sebagai panduan hidup manusia. Dimudahkan lagi oleh Allah Swt dengan diutus seorang Nabi dan Rosul yaitu Sayyidina Muhammad saw. Dengan melalui Rosulullah, Allah memberikan petunjuk, bimbingan dan penjelasan agar manusia dapat memahami dengan prilaku kemanusiaan melalui hadits/sunnah. Dimudahkan lagi oleh Allah dengan banyaknya orang-orang yang menjadi Wali-Nya dimuka bumi ini yaitu orang-orang yang diberikan petunjuk hidayah dan taufik oleh Allah Swt; orang-orang sholeh; orang-orang beriman. Maka ketika Allah kembalikan manusia kepada-Nya setelah melalui alam rahim dan dunia, maka manusia sudah tidak ada alasan lagi untuk membela dirinya setelah datang kebenaran atau berita kebahagiaan dan ancaman/peringatan Allah kepadanya.

Sifat-sifat yang menyebabkan manusia terhalang dari ma’rifat kepada Allah itu (Al-Mawani’u Min Ma’rifatillah) sehingga tidak menyembah Allah, beribadah kepada Allah Swt serta menolak (Kebenaran) Allah Swt yaitu:

1. Sifat yang berasal dari penyakit syahwat (Marodhu Asy-Syahwati):
Al-Fisqu yaitu Fasiq/Pendosa (QS. 2:26 , 27 , 59:19 )
Al-Kibru yaitu Sombong (QS. 16:22 , 40:35 , 56 , 7:12 )
Azholmu yaitu Zalim/Aniaya (QS. 61:7 , 32:22 )
Al-Kadzibu yaitu Dusta (QS. 2:10 , 77:10-19 )
Kasyrotu Al-Ma’aashi yaitu Banyak Dosa (QS. 83:14 )

Hasil dari melakukan itu akan dimurkai Allah (Al-Maghdub ‘Alaihim) dan diobati dengan mujahadah (Mujahadatun).

2. Sifat yang berasal dari penyakit subhat (Marodhu Asy-Syubhati):
Al-Jahlu yaitu Jahil/Tidak berilmu (QS.39:65 )
Al-Irtiyaabu yaitu Ragu-ragu (QS. 22:55 )
Al-Inhiroofu yaitu Menyimpang (QS. 5:13 )
Al-Ghoflatu yaitu Lalai (QS. 7:179 )

Hasil dari melakukan itu berakibat Sesat (Ad-Dholluuna) dan diobati dengan Ilmu (Al-Ilmu)

Penyakit syahwat dan penyakit subhat tersebut mengakibatkan kekufuran dan dosa besar serta menuju kekafiran seseorang kepada Allah Swt.

MUJAHADAH
Mujahadah adalah kesungguhan untuk meninggalkan dan melawan hal-hal negatif yang telah dilarang oleh Allah dan Rosul-Nya. Allah berfirman:  

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Walladziina Jaahaduu Fiinaa Lanahdiyannahum Subulanaa Wa InnaLlaaha Lama’al Muhsiniin”. Yang artinya, “Dan orang-orang yang berjuang di jalan Kami niscaya akan Kami tunjukkan jalan Kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang baik”. (QS. Al-Ankabut : 69).

Didalam Kitab Risalah Al-Qusairyah. Syaikh Abul Qosim Al-Qusyaairiy berkata, “Saya pernah mendengar Syekh Abu ‘Ali  Addaqooq berkata:
”Barang siapa menghiasi lahiriahnya dengan mujahadah,  maka Allah akan memperbaiki bathiniahnya dengan musyahadah. Ketahuilah bahwa seseoang yang dalam awal perjalanannya tidak mengalami mujahadah maka dia tidak akan mendapatkan lilin yang menerangi jalannya.

Syaikh Abul Qosim Al-Qusyairiy pernah mendengar syaikh Abu ‘Ali Addaqooq semoga Allah merahmatinya berkata: ”Barang siapa dalam permulaannya tidak pernah berdiri, maka pada akhirnya dia tidak akan pernah duduk”.  Beliau juga pernah mengatakan bahwa gerak membawa barokah atau gerak adalah barokah itu sendiri. Gerak lahir menurut beliau mengharuskan timbulnya barokah rahasia.

“Wahai para pemuda”, pesan Assirri, “Bersungguh-sungguhlah (Bermujahadalah) kalian sebelum batas akhir kemampuan yang membuat kalian lemah dan kurang sebagaimana kelemahan dan kekurangan fisik kalian”. Saat itu para pemuda tidak mampu mengawani Assirri dalam menjalankan ibadah.

Syaikh Al-Qusyairiy  berkata: “Saya pernah mendengar Ibrahim bin Adham berkata:  “Seseorang tidak akan mendapatkan derajat orang-orang sholeh hingga mampu mengatasi enam rintangan yaitu:
1. menutup pintu nikmat dan membuka pintu kesulitan. 
2. menutup pintu kemuliaan dan membuka pintu kehinaan. 
3. menutup pintu istirahat dan membuka pintu perjuangan. 
4. menutup pintu tidur dan membuka pintu terjaga. 
5. menutup pintu kekayaan dan membuka pintu kefakiran. 
6. menutup pintu angan-angan dan membuka pintu persiapan menjelang kematian”.

Syaikh Al Qusyairiy berkata: “Saya pernah mendengar Dzunun Al-Mishri berkata, ‘Allah tidak akan memuliakan seseorang dengan suatu kemuliaan, yang lebih mulia daripada menunjukkannya pada kehinaan nafsunya. Dan tidak menghinakan seseorang yang lebih hina daripada Ia (SWT) menutupi kehinaan nafsunya dari pandangannya.

Syaikh Abul Qosim Al-Qusyairiy pernah mendengar Syaikh Abu Ali Ar-Rudzabari mengatakan, “Penyakit hati menyusup ke dalam akhlak melalui tiga jalan:
1. Penyakit watak, 2. Kebiasaan yang dilaksanakan terus menerus, 3. Kerusakan pergaulan.
-Adapun penyakit watak adalah memakan barang yang haram
-Sedang yang dimaksud melakukan kebiasaan adalah  memandang dan merasakan nikmat dengan barang haram.
-dan kerusakan pergaulan adalah ketika syahwat dalam nafsu bangkit , maka nafsu pasti mengikutinya.

Nafsu mempunyai dua sifat yang mampu mencegah kebenaran. 
  1. Ketekunannya menuruti syahwat
  2. Mencegah keta’atan. 

Jika nafsu ketika mengendarai keinginannya tidak dapat dikendalikan, maka wajib  dikekang dengan kekang taqwa. Jika ia dapat berhenti dengan menepati perintah-perintah agama, maka dia wajib digiring pada penentangan hawa nafsu. Ketika dalam kondisi marah dia berontak, maka wajib diteliti, dikendalikan,dan diarahkan pada keadaannya yang tenang. Tak ada kondisi yang akibatnya lebih bagus daripada kemarahan, yang kekuasaannya dipecahkan dengan akhlak yang baik, dan apinya dipadamkan dengan kelembutan perilaku. Jika nafsu menganggap halal “Suatu ketololan” sehingga segala sesuatu menjadi sempit kecuali dengan penampakan perangai-perangai baik dan lebih mempercantiknya ketika orang lain melihat atau menelitinya/riya’  maka keadaan yang demikian ini harus dipecahkan dan dilepaskan dengan siksaan kehinaan. Yaitu dengan cara mengingatkan kerendahan derajad nafsu, kehinaan aslinya dan kekotoran perbuatannya. 

Mujahadah orang awam terdapat pada pemenuhan amalan wajib. Mujahadah orang khusus terdapat pada pembersihan ahwal/keadaan. Oleh karena itu menahan lapar dan terjaga adalah sesuatu yang mudah lagi ringan. Sedangkan mengobati akhlak dan menjauhkannya dari kebusukannya adalah sesuatu yang sangat sulit.

ILMU YANG BERMANFAAT
Pada artikel singkat sebelum ini, pernah kita bahas kajian Al-Hikam mengenai Ilmu.
Ilmu adalah sumber kekuatan. Jika kita tidak mendekatinya dengan sikap yang benar, ia akan membuat kita menderita dan menguasai kita. Kita hendaknya memiliki kepekaan, kesadaran, kewaspadaan, dan kehati-hatian agar kita dapat mengambil manfaat dari ilmu sejati. Sedangkan kehidupan kita terbatas sesuai dengan jumlah hari kita hidup dan kesempatan yang datang. Sekali kita mengabaikan satu peluang besar, ia takkan pernah datang kembali. Terdapat siklus dan titah (Amr) yang alamiah. Jika kita tidak menyikapinya dengan tepat, maka siklus dan titah itu niscaya melindas kita.

Ilmu yang bermanfaat itu ma’rifat (Mengetahui) Dzat. Sifat, asma, dan af’al (Perbuatan) Allah swt juga mengerti bagaimana mengabdi (Ubudiyyah) kepada Allah ta’ala serta beradab (Santun) terhadap-Nya.

Ilmu yang bermanfaat adalah yang sinarnya melapangkan shudur (Dada) dan membuka hijab qolbu (Hati). Sebaik-baik ilmu tersebut yang disertai rasa takut (al-Khosya’) kepada Allah swt. Jika ilmu itu disertai rasa takut kepada Allah menguntungkan kita. Jika tidak, itu membahayakan kita.

Nabi Daud as. Berkata, “Ilmu didalam shudur (Dada) bagaikan lampu didalam rumah”.

Imam Malik bin Anas r.a “Bukanlah ilmu itu kepandaian atau banyak meriwayatkan, tetapi ilmu itu adalah nur (Cahaya) yang diturunkan Allah ke dalam qolbu (Hati) hamba-Nya. Dan bermanfaatnya ilmu itu untuk taqorrub (Mendekatkan) manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri”.

Imam Junaid al-Baghdadi r.a berkata “Ilmu adalah mengenal Robb-mu (Tuhanmu) dan tidak melampaui kedudukan dirimu (Menyadari kehambaanmu)”.

Firman Allah Swt
“Sesungguhnya yang sungguh-sungguh takut kepada Allah (Yakhsyallaha) dari para hamba itu, hanya al-Ulama’ (Orang-orang yang berilmu/arif)” (QS. Fathir 35:28).

Rosulullah saw bersabda “Orang yang menuntut ilmu (Tentang Allah) itu Allah jamin rezekinya”. Rosulullah saw. Juga Bersabda “Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya pada orang yang menuntut ilmu, karena gemar pada apa yang dituntutnya. Kemudian Rosulullah saw berlindung kepada Allah “Allahumma inni a’uudzu bika min ilmin laa yanfa’ (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat).

Ilmu yang tidak bermanfaat yaitu ilmu yang tidak menimbulkan rasa takut kepada Allah.

Imam Junaid ra. Ketika ditanya “Apakah ilmu yang bermanfaat itu?” beliau menjawab “Ilmu yang dapat mengarahkanmu kepada Allah SWT dan menjauhkan dari menuruti hawa nafsu dan syahwatmu”.

Mari kita merenungi Hadits Rosulullah ini:
Dari Abu Hurairoh r.a. berkata: Rosulullah saw bersabda, “Neraka tertutup oleh berbagai syahwat dan hawa nafsu sedangkan surga tertutup oleh berbagai kesukaran dan keberatan (Ketidakmauan)” (HR. Bukhori-Muslim)

Demikian, Wallahua’lam.

4 komentar:

  1. Bagus tapi harus berhati-hati karena tipis sekali bedanya orang sehat dan sesat..!!! Jangan cuma teori saja tapi mari kita buktikan dengan akhlak.

    BalasHapus
  2. sangat bermanfaat :'( mksh banyak :'( hati ini keras betul.
    Semoga Allah memberikan kebaikan yang banyak pada pemilik dan penulis praystarislamic.blogspot.co.id.

    Min, izinkan ane bikinkan template blognya. boleh gak?
    ama domainnya juga. GRATIS min. Lillahi ta'ala
    Syiar ini penting buat kebaikan semua. Please.
    hubungi: facebook.com/id.hermannz
    Semoga Allah membuka jalan menuju Ma'rifatullah, Amin

    BalasHapus
  3. Ama akun adsense juga min, ntar tak daftarkan. semua gratis. Amin
    Mugi2 Allah kasih ane waktu khusus buat itu semua. Amin

    BalasHapus