2 Desember 2013

TERSANGKA DIBALIK TERBUNUHNYA HABIL OLEH QOBIL BIN ADAM A.S

Oleh: Pray. Ksn
Bismillahirrohmaanirrohiim.

Sewaktu kita masih kecil, kita selalu disuguhkan kisah pembunuhan pertama kali antara manusia di muka bumi yaitu kisah Habil dan Qobil. Kisah ini termaktub didalam Al-Quran, di Firmankan Oleh Allah agar umat Muhammad saw mengetahuinya.

"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah satunya dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka berkata yang tidak diterima kurbannya, ‘Sungguh aku akan membunuhmu.’ Dan berkata yang diterima kurbannya, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang bertakwa." (QS. Al-Maidah ayat 27).

"Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu untuk membunuhku, sekali-kali aku tidak menggerakkan tanganku aku membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa (pembunuhan ini) dan dosa kamu sendiri yang lain, maka kamu menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Maidah: 28-29).

Cerita singkatnya sebagaimana kita ketahui dari kitab-kitab Tarikh Islam dan kitab-kitab Tafsir, Menyatakan bahwa Nabi Adam as dan Siti Hawa mempunyai setiap anak adalah kembar berbeda jenis kelamin (Sekali lahir cewek dan cowok/berpasangan). Nabi Adam dan Siti Hawa dikarunia anak sebanyak 40 putra dan putri dari 20 kali mengandung. Dari 40 itu antaranya adalah pasangan Qabil bersama Iqlimiya (Iqlima) yang berparas cantik, sedangkan pasangan kembar adiknya bernama Habil dan Layudha berparas kurang menarik. Sewaktu remaja Qobil berprofesi seorang petani dan Habil berprofesi peternak kambing atau domba. Beriring dengan masa keremajaan mereka berdua, Allah memerintahkan Nabi Adam as untuk menikahkan antar pasangan tersebut dengan proses pernikahan selang seling. (Ini juga adalah awal dimana sejarah pernikahan pertama dimuka bumi). Ketika Nabi Adam as hendak menikahkan antara Qobil dengan Layudha dan Habil dengan Iqlimiya, Qobil memprotes dan membangkang perintah ayahnya dikarenakan Layudha tidak berparas cantik seperti Iqlimiya dengan menyatakan bahwa Iqlimiyah lebih berhak menikah dengannya dari pada dengan Habil karena Iqlimiyah saudara kembarnya. Pembangkangan Qobil terhadap ayahnya didengar oleh Allah, maka Allah memerintahkan kepada Nabi Adam as agar Qobil dan Habil berkurban sebagai tanda ketaqwaan antara keduanya. Qurban tersebut sesuai dengan profesi mereka masing-masing, maka kurban yang diterima oleh Allah adalah sebagai bukti kurban orang yg bertaqwa yang diterima oleh Allah. Begitupun sebagai bukti kurban yang diterima dari antara mereka adalah orang yang berhak menikah dengan Iqlimiya (saudara kembar Qobil). Maka Qobil yang berprofesi seorang petani berkurban dengan gandum yang jelek dan Habil yang berprofesi sebagai peternak berkurban dengan seekor kambing yang muda dan gemuk. Allah menurunkan Api yang menyambar dari langit untuk mengambil kurban yang diterima yaitu kurban Habil dan meninggalkan kurban Qobil. Maka Allah menerima kurban Habil karena ketaqwaannya yang tidak membangkang perintah Allah yang disampaikan oleh ayah mereka Nabi Adam as. Kambing kurban Habil diangkat oleh Allah  (Ini adalah awal sejarah kurban pertama dimuka bumi, dan hewan sebagai tanda jenis kurban pada syariat untuk Ummat Muhammad saw.) Kambing tersebut diangkat ke surga dan hidup disana lalu diturunkan kembali pada masa Nabi Ibrohim as sebagai tebusan mimpi nabi Ibrohim terhadap penyembelihan Nabi Ismail as putranya, hal ini sebagai bukti ketaqwaan Nabi Ibrohim as kepada Allah (ini sejarah awal dimana sejarah lempar jumroh haji pada syariat umat Nabi Muhammad saw, insyaallah akan diceritakan tersangkah selanjutnya).

Dikarenakan kurban Qobil tidak diterima Allah maka Qobil mengancam akan membunuh Habil agar Habil tidak bisa menikah dengan saudara kembarnya Iqlimiya, sebagaimana Firman Allah diatas. Kemarahan dan kebencian Qobil tidak sampai disana, kemarahannya berlanjut hingga pembunuhan Habil oleh Qobil. Mengetahui kakaknya Qobil akan membunuhnya maka Habil memperingatkan kakaknya berulang kali agar takut kepada Allah namun tidak diindahkan oleh Qobil nasehat adiknya itu. (disini setan kecil berperan). Habil menyatakan kepada Qobil bahwa ia tidak akan melawan kepada Qobil karena takut kepada Allah sebagaimana Firman Allah diatas (disini awal sejarah hadits nabi Muhammad tentang pembunuhan, yang membunuh dan dibunuh berada dineraka “dalam sejarah Habil dan Qobil, Habil tidak menggerakkan dan berniat membunuh maka ia disurga). Pembunuhan terhadap Habil dilakukan Qobil itu dengan cara digigit dan dicekik dengan ganasnya bagaikan singa memakan mangsanya hingga Habil pun meninggal dunia. Qobil pun merasa bersalah hingga bingung dan meninggalkan jasad adiknya dan menjauh karena takut pada kemarahan Nabi Adam as. Ketakutan tersebut selalu membayangi Qobil hingga Qobil kembali pada tempat pembunuhan dan melihat seekor burung yang berkelahi dan lawannya mati serta dikuburkan dengan kaki yang mengais tanah maka Qobil mengikuti cara tersebut (inilah awal sejarah pengkuburan manusia dimuka bumi hingga syariat Nabi Muhammad saw).

Dari cerita yang kita baca dan kita dengarkan dari guru-guru kita jarang sekali bahkan tidak pernah menceritakan siapa tersangkah dibalik pembunuhan tersebut melainkan yang diceritakan hanya sebab pembunuhan. Tersangkah dibalik pembunuhan tersebut adalah HAMAH BIN AQYAM BIN AQYAS BIN IBLIS.

Hamah bin Aqyam bin Aqyas bin Iblis adalah aktor dibalik pembunuhan Habil oleh Qobil dan yang merusak niat kurban Qobil menjadi mengurbankan hal yang buruk dari hasil taninya dan merusak tali silaturahmi antara Qobil dan Habil. Hamah saat menggoda Qobil saat masih kecil, beberapa tahun (demensi alam setan), namun ia telah mengerti pembicaraan yang bertugas merusak makanan dan ikatan silaturahmi. (Dari keturunan dan murid Hamah ini yang selalu merusak makanan dan hubungan silaturahmi hingga masa kita sekarang umat Muhammad saw). Hamah juga actor dibalik tidak berhasilnya risalah Nabi Nuh as, tugasnya adalah menggoda umat Nabi Nuh as dan Nabi Nuh as sendiri agar lelah dalam berdakwah (menyampaikan risalah Allah) namun Nuh as mengetahui hal itu, Hingga Nabi Nuh as menangis dan membuat Hamah bersedih. (ini terbukti dengan kisah Nabi Nuh yang menghasilkan pengikut yang sedikit. Insyaallah kita bahas dlm sejarah Nuh as). Dan juga menggoda Nabi Hud as dengan umatnya agar merasa lelah dalam berdakwah, hingga Nabi Hud as menangis dan Hamah menjadi sedih  (inipun terbukti pengikut nabi Hud as hanyalah sedikit). Hamah dengan banyaknya kesalahan akhirnya bertobat kepada Allah melalui Nabi Nuh as. Dan Allah menerima taubat Hamah dengan perantara petunjuk Nuh as dan dalam perjalanan taubatnya Hamah menemui Nabi Ya’qub as, Nabi Yusuf as, (ditempat yang aman), Nabi Ilyas (disebuah lembah), Nabi Musa as dan belajar Taurot darinya, Nabi Isa as dan belajar Injil darinya, dan terakhir menemui Rosulullah Muhammad saw, Hamah menangis dan belajar Al-Quran dari beliau. Setelah pertemuan itu Rosulullah pun pergi meninggalkan Hamah, Hamah pun menghilang tidak diketahui wafat atau masih hidup hingga sekarang menurut Umar bin Khotob. Setelah itu Aisyah diberitahukan oleh Rosulullah bahwa Hamah tidak lama dari pertemuan dengan Rosulullah, Hammah meninggal dan sekarang berada di dalam surga.

Al Uqoili, Abu Nu’aim dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Umar, ia berkata : “ Disaat kami duduk-duduk bersama Rosulullah disalah satu gunung Tihamah, tiba-tiba datang seorang tua yang membawa tongkat ditangannya. Lalu ia mengucapkan salam pada Rosulullah, beliaupun menjawabnya dan bertanya, “siapa kamu”? saya Hamah bin Ahyam bin Aqyas bin Iblis, jawabnya. Nabi bertanya kembali, “Antara kamu dan iblis hanya diselingi oleh dua ayah. Jadi telah berapa lama kamu hidup”?. Ia menjawab, Aku telah menghabiskan seluruh umur dunia. Di Malam Qobil membunuh Habil aku masih kecil, usia bebarapa tahun, namun telah mengerti pembicaraan. Aku memerintahkan merusak makanan dan memutuskan silaturahmi. Kemudian Rosulullah bersabda “Itu seburuk-buruknya perbuatan”. Lalu Hamah memohon, Kerena itu tambahkanlah untukku, aku benar-benar ingin bertobat kepada Allah. Dahulu aku bersama dengan Nuh as berada di masjidnya dengan orang-orang yang beriman kepadanya. Aku selalu menggoda dan membuatnya lelah dalam dakwahnya kepada kaumnya sehingga ia menangis sedih dan juga membuatku menitikkan air mata. Sudah tentu aku termasuk orang yang menyesal. Aku berlindung kepada Allah agar tidak tergolong orang-orang yang bodoh. Aku katakan pada Nuh as, ‘Wahai Nuh, aku termasuk orang-orang yang berkongsi dalam menumpahkan darah seorang syahid, Habil bin Adam. Dapatkah kamu memberikan jalan tobatku kepada Tuhanmu?’ Nabi Nuh menjawab, Wahai Hamah, bersemangatlah mengerjakan kebaikkan dan kerjakan sebelum datang kerugian dan penyesalan. Aku telah membaca Firman Allah bahwa tidaklah seseorang bertobat kepada-Nya, seberapapun besarnya dosanya, melainkan Allah terima segala tobatnya. Karena itu bangunlah, berwudhulah, dan sujudlah kepada-Nya. Lalu aku kerjakan apa yang diperintahkan kepadaku, kemudian ia menyeruhku, “angkatlah kepalamu, karena telah turun tobatmu dari langit dan bersujudlah kepada Allah dengan khusuk”. Dahulu aku juga pernah bersama Nabu Hud as di masjidnya beserta orang-orang yang beriman kepadanya. Aku selalu membuatnya lelah dalam berdakwah, sehingga ia menangis dan membuatku sedih. Juga aku berziarah kepada Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf di tempat yang aman, dan aku berjumpa dengan Nabi Ilyas as disuatu lembah dan aku berjumpah dengan Nabi Musa as dan ia mengajarkanku Taurat. Beliau berkata “Jika kamu bertemu dengan Isa bin Maryam sampaikan salamku padanya”. Ketika aku menjumpai Isa as, aku sampaikan salam kepadanya. Isa berkata “Jika kamu bertemu dengan Muhammad saw sampaikan salamku padanya”. Setelah ia menjumpai Rosulullah, Hamah menangis. Rosulullah menjawab, “Salam atas Isa selama di dunia ini ada dan salam atasmu, wahai Hammah karena engkau telah menyampaikan amanah”. Lalu Hamah berkata kepada Rosulullah ‘Wahai Rosulullah, ajarkanlah aku sebagaimana Musa mengajarkankanku Taurat. Nabi pun mengajarinya surat Al-Waqi’ah, Al-Mursalat, Amma Yatasa’aalun, surah Idzay syamsu kuwirot, surah Al-Mu’awwidzatain, serta surah Al-Ikhlas. Kemudian Rosul berkata lagi pada Hamah “Sampaikan kepada kami keperluanmu, wahai Hamah dan jangan lupa berkunjung kepada kami”. Kata Umar ‘Setelah itu Rosulullah pergi. Setelah itu aku tidak tau tahu apakah Hamah masih hidup atau sudah mati. (Kisah ini juga dimuat dalam hadits Anas yg diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad, al-Uqoili, Asy-Syirazi, Abu Nu’im, Ibnu Mardawih. Juga dimuat dalam hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh al-Faqihi). Karena banyak jalur hadits tersebut maka pada tingkatan hasan.

Abu Ali bin asy’ats meriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Nabi bersabda “Sesungguhnya Hamah bin Aqyas berada di surga”.

Kisah ini diambil dari berbagai Kitab Tafsir dan Kitab Hadits, Kitab Al-Ausath, Kitab Makkah, Kitab as-Sunan, Kitab Jami’ul Jawami’ Kitab Akam al Marjan fi Ahkam al Jan, dan Kitab Luqhot al Marjan.

 Demikian.Wallahua'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar