Bismillahirrohmaanirrohiim.
Sewaktu kita masih kecil, kita selalu disuguhkan kisah pembunuhan pertama kali antara manusia di muka bumi yaitu kisah Habil dan Qobil. Kisah ini termaktub didalam Al-Quran, di Firmankan Oleh Allah agar umat Muhammad saw mengetahuinya.
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam
(Qabil dan Habil) dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban,
maka diterima dari salah satunya dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka
berkata yang tidak diterima kurbannya, ‘Sungguh aku akan membunuhmu.’ Dan
berkata yang diterima kurbannya, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari
orang-orang bertakwa." (QS. Al-Maidah ayat 27).
"Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu untuk
membunuhku, sekali-kali aku tidak menggerakkan tanganku aku membunuhmu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin
agar kamu kembali dengan membawa dosa (pembunuhan ini) dan dosa kamu sendiri
yang lain, maka kamu menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah
pembalasan bagi orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Maidah: 28-29).
Cerita singkatnya sebagaimana kita ketahui dari kitab-kitab
Tarikh Islam dan kitab-kitab Tafsir, Menyatakan bahwa Nabi Adam as dan Siti
Hawa mempunyai setiap anak adalah kembar berbeda jenis kelamin (Sekali lahir
cewek dan cowok/berpasangan). Nabi Adam dan Siti Hawa dikarunia anak sebanyak
40 putra dan putri dari 20 kali mengandung. Dari 40 itu antaranya adalah
pasangan Qabil bersama Iqlimiya (Iqlima) yang berparas cantik, sedangkan
pasangan kembar adiknya bernama Habil dan Layudha berparas kurang menarik.
Sewaktu remaja Qobil berprofesi seorang petani dan Habil berprofesi peternak
kambing atau domba. Beriring dengan masa keremajaan mereka berdua, Allah
memerintahkan Nabi Adam as untuk menikahkan antar pasangan tersebut dengan
proses pernikahan selang seling. (Ini juga adalah awal dimana sejarah
pernikahan pertama dimuka bumi). Ketika Nabi Adam as hendak menikahkan antara
Qobil dengan Layudha dan Habil dengan Iqlimiya, Qobil memprotes dan membangkang
perintah ayahnya dikarenakan Layudha tidak berparas cantik seperti Iqlimiya
dengan menyatakan bahwa Iqlimiyah lebih berhak menikah dengannya dari pada
dengan Habil karena Iqlimiyah saudara kembarnya. Pembangkangan Qobil terhadap
ayahnya didengar oleh Allah, maka Allah memerintahkan kepada Nabi Adam as agar
Qobil dan Habil berkurban sebagai tanda ketaqwaan antara keduanya. Qurban
tersebut sesuai dengan profesi mereka masing-masing, maka kurban yang diterima
oleh Allah adalah sebagai bukti kurban orang yg bertaqwa yang diterima oleh
Allah. Begitupun sebagai bukti kurban yang diterima dari antara mereka adalah
orang yang berhak menikah dengan Iqlimiya (saudara kembar Qobil). Maka Qobil
yang berprofesi seorang petani berkurban dengan gandum yang jelek dan Habil
yang berprofesi sebagai peternak berkurban dengan seekor kambing yang muda dan
gemuk. Allah menurunkan Api yang menyambar dari langit untuk mengambil kurban
yang diterima yaitu kurban Habil dan meninggalkan kurban Qobil. Maka Allah
menerima kurban Habil karena ketaqwaannya yang tidak membangkang perintah Allah
yang disampaikan oleh ayah mereka Nabi Adam as. Kambing kurban Habil diangkat
oleh Allah (Ini adalah awal sejarah
kurban pertama dimuka bumi, dan hewan sebagai tanda jenis kurban pada syariat
untuk Ummat Muhammad saw.) Kambing tersebut diangkat ke surga dan hidup disana
lalu diturunkan kembali pada masa Nabi Ibrohim as sebagai tebusan mimpi nabi
Ibrohim terhadap penyembelihan Nabi Ismail as putranya, hal ini sebagai bukti
ketaqwaan Nabi Ibrohim as kepada Allah (ini sejarah awal dimana sejarah lempar jumroh
haji pada syariat umat Nabi Muhammad saw, insyaallah akan diceritakan
tersangkah selanjutnya).
Dikarenakan kurban Qobil tidak diterima Allah maka Qobil
mengancam akan membunuh Habil agar Habil tidak bisa menikah dengan saudara
kembarnya Iqlimiya, sebagaimana Firman Allah diatas. Kemarahan dan kebencian
Qobil tidak sampai disana, kemarahannya berlanjut hingga pembunuhan Habil oleh
Qobil. Mengetahui kakaknya Qobil akan membunuhnya maka Habil memperingatkan
kakaknya berulang kali agar takut kepada Allah namun tidak diindahkan oleh
Qobil nasehat adiknya itu. (disini setan kecil berperan). Habil menyatakan
kepada Qobil bahwa ia tidak akan melawan kepada Qobil karena takut kepada Allah
sebagaimana Firman Allah diatas (disini awal sejarah hadits nabi Muhammad
tentang pembunuhan, yang membunuh dan dibunuh berada dineraka “dalam sejarah
Habil dan Qobil, Habil tidak menggerakkan dan berniat membunuh maka ia
disurga). Pembunuhan terhadap Habil dilakukan Qobil itu dengan cara digigit dan
dicekik dengan ganasnya bagaikan singa memakan mangsanya hingga Habil pun
meninggal dunia. Qobil pun merasa bersalah hingga bingung dan meninggalkan
jasad adiknya dan menjauh karena takut pada kemarahan Nabi Adam as. Ketakutan
tersebut selalu membayangi Qobil hingga Qobil kembali pada tempat pembunuhan
dan melihat seekor burung yang berkelahi dan lawannya mati serta dikuburkan
dengan kaki yang mengais tanah maka Qobil mengikuti cara tersebut (inilah awal
sejarah pengkuburan manusia dimuka bumi hingga syariat Nabi Muhammad saw).
Dari cerita yang kita baca dan kita dengarkan dari guru-guru
kita jarang sekali bahkan tidak pernah menceritakan siapa tersangkah dibalik
pembunuhan tersebut melainkan yang diceritakan hanya sebab pembunuhan.
Tersangkah dibalik pembunuhan tersebut adalah HAMAH BIN AQYAM BIN AQYAS BIN
IBLIS.
Hamah bin Aqyam bin Aqyas bin Iblis adalah aktor dibalik
pembunuhan Habil oleh Qobil dan yang merusak niat kurban Qobil menjadi
mengurbankan hal yang buruk dari hasil taninya dan merusak tali silaturahmi
antara Qobil dan Habil. Hamah saat menggoda Qobil saat masih kecil, beberapa
tahun (demensi alam setan), namun ia telah mengerti pembicaraan yang bertugas
merusak makanan dan ikatan silaturahmi. (Dari keturunan dan murid Hamah ini
yang selalu merusak makanan dan hubungan silaturahmi hingga masa kita sekarang
umat Muhammad saw). Hamah juga actor dibalik tidak berhasilnya risalah Nabi Nuh
as, tugasnya adalah menggoda umat Nabi Nuh as dan Nabi Nuh as sendiri agar
lelah dalam berdakwah (menyampaikan risalah Allah) namun Nuh as mengetahui hal
itu, Hingga Nabi Nuh as menangis dan membuat Hamah bersedih. (ini terbukti
dengan kisah Nabi Nuh yang menghasilkan pengikut yang sedikit. Insyaallah kita
bahas dlm sejarah Nuh as). Dan juga menggoda Nabi Hud as dengan umatnya agar
merasa lelah dalam berdakwah, hingga Nabi Hud as menangis dan Hamah menjadi
sedih (inipun terbukti pengikut nabi Hud
as hanyalah sedikit). Hamah dengan banyaknya kesalahan akhirnya bertobat kepada
Allah melalui Nabi Nuh as. Dan Allah menerima taubat Hamah dengan perantara
petunjuk Nuh as dan dalam perjalanan taubatnya Hamah menemui Nabi Ya’qub as,
Nabi Yusuf as, (ditempat yang aman), Nabi Ilyas (disebuah lembah), Nabi Musa as
dan belajar Taurot darinya, Nabi Isa as dan belajar Injil darinya, dan terakhir
menemui Rosulullah Muhammad saw, Hamah menangis dan belajar Al-Quran dari
beliau. Setelah pertemuan itu Rosulullah pun pergi meninggalkan Hamah, Hamah
pun menghilang tidak diketahui wafat atau masih hidup hingga sekarang menurut
Umar bin Khotob. Setelah itu Aisyah diberitahukan oleh Rosulullah bahwa Hamah
tidak lama dari pertemuan dengan Rosulullah, Hammah meninggal dan sekarang
berada di dalam surga.
Al Uqoili, Abu Nu’aim dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Umar,
ia berkata : “ Disaat kami duduk-duduk bersama Rosulullah disalah satu gunung
Tihamah, tiba-tiba datang seorang tua yang membawa tongkat ditangannya. Lalu ia
mengucapkan salam pada Rosulullah, beliaupun menjawabnya dan bertanya, “siapa
kamu”? saya Hamah bin Ahyam bin Aqyas bin Iblis, jawabnya. Nabi bertanya
kembali, “Antara kamu dan iblis hanya diselingi oleh dua ayah. Jadi telah
berapa lama kamu hidup”?. Ia menjawab, Aku telah menghabiskan seluruh umur
dunia. Di Malam Qobil membunuh Habil aku masih kecil, usia bebarapa tahun,
namun telah mengerti pembicaraan. Aku memerintahkan merusak makanan dan
memutuskan silaturahmi. Kemudian Rosulullah bersabda “Itu seburuk-buruknya
perbuatan”. Lalu Hamah memohon, Kerena itu tambahkanlah untukku, aku
benar-benar ingin bertobat kepada Allah. Dahulu aku bersama dengan Nuh as
berada di masjidnya dengan orang-orang yang beriman kepadanya. Aku selalu
menggoda dan membuatnya lelah dalam dakwahnya kepada kaumnya sehingga ia
menangis sedih dan juga membuatku menitikkan air mata. Sudah tentu aku termasuk
orang yang menyesal. Aku berlindung kepada Allah agar tidak tergolong
orang-orang yang bodoh. Aku katakan pada Nuh as, ‘Wahai Nuh, aku termasuk
orang-orang yang berkongsi dalam menumpahkan darah seorang syahid, Habil bin
Adam. Dapatkah kamu memberikan jalan tobatku kepada Tuhanmu?’ Nabi Nuh menjawab,
Wahai Hamah, bersemangatlah mengerjakan kebaikkan dan kerjakan sebelum datang
kerugian dan penyesalan. Aku telah membaca Firman Allah bahwa tidaklah
seseorang bertobat kepada-Nya, seberapapun besarnya dosanya, melainkan Allah
terima segala tobatnya. Karena itu bangunlah, berwudhulah, dan sujudlah
kepada-Nya. Lalu aku kerjakan apa yang diperintahkan kepadaku, kemudian ia
menyeruhku, “angkatlah kepalamu, karena telah turun tobatmu dari langit dan
bersujudlah kepada Allah dengan khusuk”. Dahulu aku juga pernah bersama Nabu
Hud as di masjidnya beserta orang-orang yang beriman kepadanya. Aku selalu
membuatnya lelah dalam berdakwah, sehingga ia menangis dan membuatku sedih.
Juga aku berziarah kepada Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf di tempat yang aman, dan aku
berjumpa dengan Nabi Ilyas as disuatu lembah dan aku berjumpah dengan Nabi Musa
as dan ia mengajarkanku Taurat. Beliau berkata “Jika kamu bertemu dengan Isa
bin Maryam sampaikan salamku padanya”. Ketika aku menjumpai Isa as, aku
sampaikan salam kepadanya. Isa berkata “Jika kamu bertemu dengan Muhammad saw
sampaikan salamku padanya”. Setelah ia menjumpai Rosulullah, Hamah menangis.
Rosulullah menjawab, “Salam atas Isa selama di dunia ini ada dan salam atasmu,
wahai Hammah karena engkau telah menyampaikan amanah”. Lalu Hamah berkata
kepada Rosulullah ‘Wahai Rosulullah, ajarkanlah aku sebagaimana Musa
mengajarkankanku Taurat. Nabi pun mengajarinya surat Al-Waqi’ah, Al-Mursalat,
Amma Yatasa’aalun, surah Idzay syamsu kuwirot, surah Al-Mu’awwidzatain, serta
surah Al-Ikhlas. Kemudian Rosul berkata lagi pada Hamah “Sampaikan kepada kami
keperluanmu, wahai Hamah dan jangan lupa berkunjung kepada kami”. Kata Umar
‘Setelah itu Rosulullah pergi. Setelah itu aku tidak tau tahu apakah Hamah
masih hidup atau sudah mati. (Kisah ini juga dimuat dalam hadits Anas yg
diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad, al-Uqoili, Asy-Syirazi, Abu Nu’im, Ibnu
Mardawih. Juga dimuat dalam hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh
al-Faqihi). Karena banyak jalur hadits tersebut maka pada tingkatan hasan.
Abu Ali bin asy’ats meriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Nabi
bersabda “Sesungguhnya Hamah bin Aqyas berada di surga”.
Kisah ini diambil dari berbagai Kitab Tafsir dan Kitab Hadits, Kitab Al-Ausath, Kitab Makkah, Kitab as-Sunan, Kitab Jami’ul Jawami’ Kitab Akam al Marjan fi Ahkam al Jan, dan Kitab Luqhot al Marjan.
Demikian.Wallahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar