2 Desember 2013

TERSANGKA DI BALIK PRAKTEK PEMBUNUHAN HABIL OLEH QOBIL BIN ADAM A.S

Oleh: Pray. Ksn

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Sebagaimana yang telah kita sampaikan pada judul pembahasan TERSANGKA DIBALIK TERBUNUHNYA HABIL OLEH QOBIL BIN ADAM A.S. Ketika itu Hamah menggoda Qobil saat usia kecil (demensi alam golongan jin) namun ia telah mengerti pembicaraan dan bertugas menggoda Qobil serta membisikkan Qobil agar Qobil memberikan kurban yang buruk dengan rasa dengki dan iri terhadap Habil, serta tugas Hamah adalah memutuskan tali silaturahmi antar manusia. Dalam syariat Nabi Muhammad saw hal ini adalah perbuatan yang sangat buruk maka Rosulullah melarang umatnya agar tidak memutuskan tali silaturahmi dan menjauhi sifat iri dan dengki. Pada saat niat Qobil telah terhasud oleh hasutan Hamah maka Iblis pun berperan dalam mempraktekan cara membunuh (ini adalah awal sejarah praktek pembunuhan manusia yang diajarkan iblis). Iblis adalah keturunan Samum yaitu buyutnya Hamah, ayah dari kakeknya yaitu Aqyas. Iblislah yang mempraktekkan cara membunuh dengan memperagakan adegan dua ekor burung sebagaimana kita ketahui dalam kitab tarikh dan tafsir-tafsir dalam kisah Nabi Adam as. Iblis memberikan contoh bagaimana Qobil membunuh Habil saudara kembarnya Layudha dengan melalui dua ekor burung yang saling membunuh. Sebelumnya Qobil tidak mengetahui bagaimana cara membunuh karena hal ini bukanlah sebuah contoh yang diajarkan oleh Nabi Adam as kepada keturunannya.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Juraij, ia berkata “Anak Adam yang telah membunuh saudaranya ia tidak mengetahui bagaimana cara membunuhnya, kemudian Iblis memperagakan dalam bentuk burung, ia mengambil dan ia meletakkan kepalanya di antara dua batu, kemudian ia memecahkannya lalu ia mengetahui cara membunuh”.

Jadi Qobil mempraktekkan membunuh Habil dengan dicekik dan memecahkan kepala Habil dengan ganas bagaikan singa sedang memangsa mangsa (sebagaiman telah diceritakan).

Iblis juga yang mengajarkan bagaimana Qobil menguburkan Habil dengan melalui dua ekor burung tersebut, yang mana Qobil sempat bingung dan menjauh dari jasad Habil yang telah wafat karena kebingungan dan ketakutan dengan rasa bersalahnya diakibatkan bisikan Hamah keturunan Iblis. (Awal sejarah cara penguburan lalu disempurnakan oleh syariat Nabi Muhammad saw).

Ketika penguburan Habil oleh Qobil telah selesai, Qobil pun tidak berani untuk pulang menemui Nabi Adam as, karena takut jika Nabi Adam as menjadi murka kepadanya. Maka Qobil pun pergi menjauh. (Qobil tidak diketahui kisahnya setelah itu, namun akan ada kaitannya dengan suhuf Nabi Nuh as yang telah hilang dan klaiman baru ditemukan dengan dengan nama kitab Henock (enoch) mengungkap mesteri peradaban kuno Lumaria tapi tidak bisa dijadikan hujjah tarikh yang kuat walaupun dalam sisi sejarahnya persis sebagaimana cerita Nabi Adam as karena tidak ada ulama yang menyatakan hal itu secara jelas). Lalu timbullah pertanyaan kita kemana Qobil pergi dan apakah ia menikah dan apakah pada saat itu ada kaum selain kaum Nabi Adam as. (ini akan merujuk kepada sejarah bumi sebelum Nabi Adam as turun ke bumi, insyaallah di ceritakan nanti sesuai sejarah yang dijelaskan para imam dan ulama).

Setelah terbunuhnya Habil oleh Qobil, Nabi Adam as pun mengetahui kejadian tersebut dan Nabi Adam as pun bersedih hati akan kejadian tersebut dan bersabdalah Nabi Adam as. Dengan Sabda Nabi Adam as itu juga Iblis menjawab Nabi Adam as dengan rasa dengki dan iri dan dendam terhadap Adam as yang mengakibatkan Iblis terusir dari surga Allah swt. Dan iri, dengki dan dendam itu berkelanjutan dengan janji Iblis kepada Allah (insyaallah diceritakan dalam kisah penciptaan Adam as).

Diriwayatkan oleh al Khotib dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata, “Ketika Qobil membunuh Habil, bersabda Nabi Adam as “Negara berubah dan juga seluruh isinya, wajah bumi menjadi berdebu dan bertambah jelek. Berubah semua yang mempunyai rasa dan warna, dan sedikit senyum wajah yang gagah. Qobil membunuh saudaranya Habil, kami pun bersedih, telah berlalu wajah yang buruk.”.

Mendengar Nabi Adam as bersabda, dalam riwayat yang sama. Iblis berkata “Menyngkirlah kamu dari negeri dan segala penduduknya, dalam kekelan sempit bagi kamu segala kemudahan. Kamu dan istri kamu disurga penuh kebahagiaan dan hati kamu terhadap dunia yang hina tergoda. Meskipun terbuka tipu dayaku dan makarku, kurma yang menggiurkan meluputkan kamu”.

Iblis tidak menyukai keturunan Adam as ada di bumi (perlu diketahui sebelum Adam as sebagai kholifah dimuka bumi adalah golongan jin terlebih dahulu di bumi, insyaallah diceritakan dalam kisah penciptaan). Iblis tidak menyukai karena Allah telah mengutuk dan mengusir Iblis dari surga diakibatkan tidak maunya Iblis bersujud ke Nabi Adam as. (Iblis juga yang tersangkah dibalik pengusiran Nabi Adam as dari surga oleh Allah, insyaallah diceritakan dalam kisah Adam as). Iblis juga yang berperan dalam segala bentuk makar maka Allah sebutkan dalam Al-Quran bahwa Allahlah sebaik-baik maker.

Dua ekor burung itu adalah dua ekor gagak hitam, gagak hitam ini adalah hewan yang disukai penyerupaannya dari golongan jin (insyaallah diceritkan tentang penyerupaan alam jin). Maka dalam syariat Nabi Muhammad saw, membunuh burung gagak hitam adalah sunnah sebagaimana termaktub dalam shohih Muslim. (rujuk kitab Muslim dan fiqih).

Dendam Iblis berterusan sebagaimana janjinya kepada Allah akan menyesatkan keturunan Nabi Adam as hingga kiamat. Pembunuhan demi pembunuhan selalu terjadi semenjak kejadian Qobil dan Habil hingga sekarang. Maka dalam syariat Nabi Muhammad saw membunuh adalah awal hukum dari kejadian umat Nabi Musa as yang tidak dibenarkan untuk umat Nabi Muhammad saw. Membunuh di hukumi dengan had dan hukum saling bunuh akan berada dineraka dan membunuh tidak dibenarkan pada jiwa yang dibenarkan untuk dibunuh (rujuk hukum pembunuhan dalam syariat Nabi Muhammad saw). 

Ini diambil dari Kitab-kitab Tafsir, kitab Fiqih, Kitab-kitab Hadits, Kitab as Shoghir, Kitab Tarikh, Kitab As Sunan, Kitab al Marjan Fi Ahkam al Jan, Kitab Iltiqot al Jan, Kitab Kasyf al Janum, Kitab al Marjan fi Ahkam al Jan, Kitab Lughot al Marjan.

Demikian. Wallahua’lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar