2 Desember 2013

PAWAI KAUM MUSLIM PERTAMA KALI



Oleh: Pray. Ksn
Bismillahirrohmaanirrohiim.

Apakah Pawai dicontohkan dan dibenarkan?
Berangkat dari adanya penolakkan sebuah kaum yang menolak pawai kaum Muslimin, saya merasa khuwatir dan prihatin atas kebohongan tersebut, dimana hal ini akan menjadi acuhan kebenaran bahwa hal itu tidak pernah dilakukan didalam Islam.

TARIKH (Sejarah)- Ketika Sayyidina Umar bin Khothob memeluk Islam, dengan keislamannya beliau, bukan main kegembiraan kaum Muslimin karena peristiwa ini dipandang sebagai rahmat yang agung (Tanda syukur). Salah satunya sikap beliau yang pemberani, yang ditakuti oleh orang-orang Quraisy pada saat itu. Kemudian setelah Sayyidina Umar memeluk Islam pada waktu itu juga, Umar r.a mengemukakan usul kepada Sayyidina Rosulullah Muhammad Shollallahu’alaihi Wasallam (Saw). Beliau berkata:

“Ya Rosulullah!!! Bukankah kita diatas kebenaran, walaupun kita dibunuh ataupun dihidupkan?”. Rosulullah menjawab: “Ya betul, Demi Tuhan yang menguasai diriku ditangan kekuasaan-Nya, bahwa memang sesungguhnya kamu semua diatas kebenaran, sekalipun kamu sampai dibunuh ataupun dihidupkan (Tidak dibunuh)”. Umar berkata: “Mengapa kita menyembunyikan agama kita, Ya Rosulullah, padahal kita di atas kebenaran dan mereka diatas kesalahan?”. Rosulullah menjawab: “Bahwasannya kita masih sedikit dan sesungguhnya engkau telah melihat sendiri apa yang telah kita dapat, hai Umar!”. Umar berkata: “Tidaklah sepatutnya, Ya Rosulullah!! Jika engkau hendak menyembunyikan agama ini (Islam), tampakkanlah agama ini!!! Maka Demi Allah, tidak patut menyembah kepada Allah dengan sembunyi-sembunyi sesudah hari ini. Demi Tuhan yang mengutus engkau dengan kebenaran!!! Tidak ketinggalan di satu majelis yang aku duduk didalamnya dengan ada kekufuran, melainkan aku haruslah menampakkan didalamnya dengan Islam dengan tidak gentar dan tidak takut.”

Demikianlah Umar r.a mengemukakan usulnya kepada Sayyidina Rosulullah Muhammad saw. Rosulullah melihat kesungguhan Umar dalam membela agama Allah. Umar juga hendak mendatangi semua pemuka kaum Musyrikin Quraisy, seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan lain-lainnya, dengan sengaja menunjukkan keislamannya kepada mereka.

Nabi Saw. Telah mengetahui dan mengerti apa yang menjadi kehendak Umar dan ingat bahwa dengan demikian permohonan beliau kepada Allah beberapa hari yang lewat sebagaimana doa beliau kepada Allah: “Ya Allah! Berikanlah kemenangan Islam dengan sebab kecintaan dua orang laki-laki kepada-Mu ialah sebab Amr bin Hisyam atau dengan sebab Umar bin Khothob” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar).

Oleh sebab itu, Rosulullah memperkenankan Umar melaksanakan kehendaknya, asalkan kehendak itu tidak dilarang oleh Allah. Adapun tentang pertolongan terserah kepada Allah semata.

Pada suatu pagi, Umar bin Khothob Rodhiyallahu’anhu (R.a) datang kerumah Arqom (Rumah Sahabat yang digunakan untuk Rosulullah mengajarkan Islam yang dikenal Darul Arqom), menanti kedatangan kaum Muslimin, karena setiap pagi kaum Muslimin datang kerumah Arqom untuk menerima ajaran Nabi Saw (Diantara tempat menerima wahyu dari Allah). Pada hari itu, setelah kaum Muslimin hadir kerumah itu, Umar mengumpulkan dan menyuruh mereka berbaris. Setelah Nabi Saw. Hadir ditempat itu dan kaum Muslimin sudah berbaris, Umar r.a menyuruh Nabi Saw berjalan dimuka barisan dan dibelakang beliau berjalan Umar r.a bersama Hamzah r.a (Paman Nabi yang gagah berani). Kedua sahabat inilah yang mengepalai pawai kaum Muslimin. Kedua sahabat itu berjalan dengan menyelempangkan panahnya sambil membawa pedang terhunus. Dalam pawai itu, kedua membaca “Laa Ilaha Illallah, Muhammadur Rosulullah”. Kaum Muslimin dibelakangnya membaca bersama-sama. Umar berkata dengan suara keras, “Barang siapa yang berani mengganggu salah seorang yang ada dibelakangku, tentu pedangku itu akan memotong lehernya, setidak-tidaknya akan berkenalan dengannya”. Demikianlah selama pawai Umar senantiasa berkata demikian.

Pawai ini dimulai dari rumah Arqom, melewati rumah Umar kemudian melewati rumah Nabi saw. Dan terus berjalan mengelilingi kampung-kampung yang berdekatan dengan Masjidil Harom, lantas masuk kedalam masjid dan berthowaf (Berkeliling) Ka’bah bersama-sama sampai pada waktu siang hari kemudian mengerjakan sholat bersama disamping Ka’bah dengan membaca ayat-ayat al-Quran dengan suara yang keras, diperdengarkan kepada kaum Musyrikin. Sesudah Sholat, akhirnya pawai itu dibubarkan dengan tidak ada gangguan dari kaum Musyrikin Quraisy. Pada waktu itu kaum Musyrikin tercengang melihat pawai yang diadakan oleh kaum Muslimin di bawah pimpinan Umar bin Khotob. Mereka kecewa dan menyesali diri Umar. Sungguhpun demikian, tak seorangpun dari mereka yang berani mengganggu; jangankan sampai mengganggu, mendekat saja mereka tidak berani.

Demikianlah riwayat sejarah singkat terhadap pawai pertama kali dalam dakwah Islam dengan masuknya Umar bin Khothob r.a kedalam agama Islam. Dengan ini, teranglah Umar r.a adalah seorang yang sukar dicari tandingannya. Sebab itu, Nabi saw. Bersabda:

“Bahwasannya Allah telah menjadikan kebenaran itu atas lisan Umar dan hatinya” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar r.a).

“Bahwasannya Aku Nabi sungguh melihat setan-setan manusia dan setan-setan jin melarikan diri dari Umar” (HR. Tirmidzi dari Aisyah r.anha).

“Sesungguhnya, diantara kaum Bani Isroil dahulu sebelum kamu ada beberapa orang laki-laki yang diberi sabda (Kalam petunjuk nur ilahiyah) oleh Allah, padahal mereka itu bukan nabi-nabi, maka jika ada diantara umatku orang seperti orang-orang itu maka diantara mereka salah satunya Umar” (HR. Bukhori dari Abu Huroiroh r.a).

Maka dengan ini, sebagai bantahan terhadap orang-orang yang menyatakan bahwa pawai tidak pernah dilakukan oleh Rosulullah dan sahabat.

Demikian. Wallahua’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar