Oleh: Pray. Ksn
Bismillahirrohmaanirrohiim
Didalam Kitab Sullamu At-Taufiq Li Sayyid Abdullah bin Husin bin Thohir, dinyatakan:
Penyakit hati ini bisa menimpa siapa saja, baik disadari
maupun tidak.
Termasuk penyakit hati yaitu Ria (pamer) pamer dengan amal
baik. Ria adalah berbuat karena manusia. Ria itu dapat melebur pahala, sama
halnya dengan ujub (mengagungkan diri/membanggakan diri).
Ujub ialah memandang/menganggap bahwa ibadahnya adalah dari
diri sendiri (bukan dari Allah) dan tidak menganggap bahwa semua ibadah dari
Allah. Ragu-ragu terhadap wujud Allah. Merasa aman dari upaya (siksa)Allah.
Putus asa dari rahmat Allah. Sombong kepada hamba-hamba Allah.
Sombong adalah menolak kebenaran dari orang lain, menghina
orang dan beranggapan bahwa dirinya lebih baik dari pada kebanyakkan makhluk
Allah.
Dengki ialah merahasiakan sikap permusuhan dalam hati.
Apabila hal ini disertai dengan perbuatan yang sesuai dengan kedengkian, maka
haram. Jika dia benci kepada perbuatan kedengkian, maka tidak haram.
Iri termasuk juga maksiat hati. Iri adalah benci terhadap
orang Islam yang sedang mendapatkan nikmat. Merasa keberatan melihat temannya
mendapatkan nikmat. Ini diharamkan bila yang hasud itu tidak benci pada
perbuatan hasudnya, atau beramal dengan perbuatan yang mengungkit-ungkit
sedekah yang diberikan. Terus menerus melakukan maksiat dapat menghapus pahala
sedekah.
Begitu juga buruk sangka kepada Allah atau terhadap
orang-orang. Mendustakan takdir. Bergembira ketika berbuat maksiat atau ketika
ada orang bermaksiat. Berdusta walau kepada orang kafir. Menipu, benci kepada
sahabat Nabi, kepada keluarga Nabi dan kepada orang sholeh.
Kikir dengan apa yang telah diwajibkan Allah. Bakhil, tamak,
menghina pada yang memuliakan Allah atau meremehkan kepada yang dibilang besar
oleh Allah seperti hal taat, resiko maksiat, al-Quran, ilmu agama atau surga
dan neraka.
Semoga
kita dapat menghindari dan menjauhi maksiat hati ini, semoga kita termasuk
hamba-hamba yang diberikan keridhoaan dan kebaikkan oleh Allah Swt. Jaga hati
kita, gerakkan kita, dan lisan kita dari keburukkan.
Demikian. Wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar