Oleh: Pray. Ksn
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Dibawa ini hujjah-hujjah Qunut Sholat Subuh dari berbagai
kitab.
1. Kitab Hasyiyah I’aanatu al-Thoolibiin Li al-Syaikh Abu Bakar
Utsman bin Muhammad Syatho al-Dimyathi al-Bikri Juz 1.
Pengertian Qunut
Qunut secara bahasa (etimologi) yaitu :
Ad-Du’a bikhoirin aw syarrin (I’aanatu al-Thoolibiin
Juz 1 hal 268)
Artinya :
“Memohon dengan kebaikkan atau kejahatan” (I’aanatu al-Thoolibiin
Juz 1 hal 268).
Qunut secara istilah (terminology) adalah :
Dzikrun makhshuushun mustamilun ‘ala du’ain wa tsanaain
Artinya :
“Dzikir yang dikhusukan yang meliputi atas permohonan dan
pujian”
2. Kitab Fathu al-Barri Bisyarhil al-Bukhori Li al-Imam
al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqolani Juz 1.
Dalam Kitab Fathu al-Barri Bisyarhi al-Bukhori Juz 1 halaman
714. Al- Imam al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqolani mengatakan, “Ibnu
‘Arobi menyebutkan” :
Annal Qunuuta waroda li’asyroti ma’aanin, fanadzhomaha
syaikhunaa al-Hafidz Zainu ad-Diin al-‘Irooqii.
Walafdzu al-Qunuuti a’did ma’aaniihi tajid # Maziidan
‘ala ‘asyri ma’aaniya murdhiyyati #
Du’aun khusyuuun wa al-‘ibaadatu thooatun # Iqomatuha
iqroruhu bil’ubuudiyati
Sukuutun sholaatun wal qiyaamu wa thuuluhu # Kadzaaka
dawaamu at-thoo’ati ar-roobihil qoniyyahi.
Artinya :
“Bahwasannya telah datang Qunut itu bagi sepuluh makna, maka
telah menzhomkannya guru kami al-Hafidz Zainuddin al-Iroqi, “Dan adapun lafadz Qunut
itu, bilangkanlah olehmu akan makna-maknanya, niscaya kamu mendapatkan akan
tambahan lebih dari sepuluh makna yang disukai :
1 Doa 2. Khusyu 3. Ibadah 4. Kepatuhan 5. melaksanakannya,
mengakui kepada Allah Swt dengan kehambaannya. 6. Diam 7. Sholat 8. Berdiri. 9.
Lama berdirinya seperti itu mengekalkan ketaatan 10. memberikan keuntungan pada
usaha.
Qunut pada sholat Subuh dan sholat witir pada setengah yang
kedua dalam bulan Romadhon adalah sunnah ab’adh, yang disunnahkan bagi mereka
yang meninggalkannya untuk melakukan sujud sahwi. Baik sengaja ataupu lupa.
Sekiranya disengaja meninggalkan Qunut dan sengaja pula meninggalkan sujud
sahwi, tetaplah sah sholatnya, karena Qunut dan sujud sahwi bukanlah rukun dan
syarat sholat, melainkan sunnah. Hanya makruhlah meninggalkan Qunut dengan
sengaja.
3. Kitab al-Adzkar Li al-Imam Muhyi al-Din Abi Zakariya
Yahya bin Syarof al-Nawawi.
Dalam Kitab al-Adzkar Li al-Imam Muhyi al-Din Abi Zakariya
Yahya bin Syarof al-Nawawi, Halaman 59 menjelaskan :
‘Ilam annal qunuuta fi sholaati ash-Shubhi sunnatun
lihaditsi ash-Shohiihi fiihi ‘an Anas Rodhiyallahu’anhu anna Rosuulallah
Sholallahu’alaihi Wasallam : Lam yazal yaqnutu fi ash-shubhi hatta faaroqo
ad-dunnya. Rowaahu al-Hakimu Abu ‘Abdillah fi kitabi al-Arba’iin. Waqoala haditsun
shohiihun. Wa’lam anna al-Qunuta masyruu’un ‘indana fi ash-shubhi, wahuwa
sunnatun muta’akkidatun, law tarokahu lam tabthul sholaatuhu laikin yasjudu
lissahwi sawaa’un tarokahu ‘abdan aw sahwan.
Artinya :
“ Ketahuilah bahwa Qunut pada sholat Subuh itu hukumnya
sunnah, karena ada hadits shohih dalam hal tersebut, yang diriwayatkan dari
Anas r.a bahwa Rosulullah Saw senantiasa
melakukan Qunut pada sholat Subuh sampai beliau meninggal dunia . Telah
meriwayatkannya Abu Abdillah di dalam Kitab al-Arba’in dan dikatakannya :
“Hadits ini predikat shohih”. Dan diketahuilah bahwa Qunut itu disyari’atkan
dan sunnah pada madzhab kita (Madzhab Syafi’i), pada sholat Subuh sebagai Qunut
yang kuat. Jika ditinggalkannya tidak membatalkan sholat, tetapi dilakukanlah
sujud sahwi, baik ditinggalkan sengaja ataupun lupa.
3. Tentang Qunut Subuh ini, Al-Hafidz Zainuddin al-Iroqi
meriwayatkan dari Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina ‘Umar, Sayyidina Ali bin Abi
Tholib dan Sayyidina Ibnu Abbas Rodhiyallahu’anhum. Beliau berkata :
Qod Shohha ‘Anhum al-Qunuutu Wa Idza Ta’aarodho al-Itsbaatu
Wannafyu Quddima al-Mutsbitu
Artinya:
“Sudah shah dari mereka itu Qunut dan apabila bertentangan
isbat (Penetapan) dan nafyinya (Larangan), didahulukan yang mengitsbatkan”.
4. Imam Hasan al-Bisri mengatakan, “Aku pernah sholat di
belakang dua puluh orang dari pada Pahlawan Perang Badar, semua orang dari
mereka itu melakukan Qunut Subuh sesudah rukuk pada rokaat yang kedua”.
5. Sayyidina Anas menetapkan Qunut sebulan adalah Qunut
Nazilah, yaitu Qunut menyumpahkan orang-orang musyrik yang dilakukan sebulan
lamanya disetiap sholat lima waktu (Sholat fardhu).
Beliau (Anas r.a) menetapkan Qunut Subuh yang dilakukan
Rosulullah Shollallahu’alaihi Wasallam sampai beliau (Rosul) meninggal dunia,
adalah Qunut Rotibah. Maka jelaslah!!! Qunut yang ditinggalkan sesudah sebulan
itu, lain dari pada Qunut yang dikekalkan oleh Nabi Saw. Sampai beliau
meninggal dunia, itulah Qunut Subuh.
Pada Madzhab kami, yakni Madzhab Imam Syafi’I Rodhiyallahu’ahu,
bahwasannya Qunut Subuh adalah Sunnah Ab’adh, yang diberikan pahala bagi mereka
yang mengerjakannya dan tidak diberi dosa bagi mereka yang meninggalkannya.
6. Kitab al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab Li Imam Abi Ishaq
Ibrohim bin Ali bin Yusuf al-Syiroziy
Di dalam Kitab al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab Li Imam Abi
Ishaq Ibrohim bin Ali bin Yusuf al-Syiroziy Juz 4 Halaman 666. Al-Imam Nawawi
Rohimahullah menjelaskan :
(Far’un) Fi Madzaahibi al-‘Ulama’I Fi Itsbaati al-Qunuuti Fi
Ash-Shubhi. Madzhabunaa Annahu Yustahabbu al-Qunuutu Fiihaa Sawaa’un Nazalat
Nazilaatun Am Lam Tanzil Wabihadzaa Qoola Aktsaru As-Salafi Wa Man Ba’dhuhum Aw
Aktsaron Minhum Wa Mimman Qoola Bihi Abu Bakrin Ash-Shiddiiqu Wa ‘Umaru Ibnu
al-Khothoobi Wa ‘Utsmaanu Wa ‘Aliyyun Wa Ibnu Abbaasin Wa Al-Baroo’u Ibnu
‘Aazibi Rodhiyallahu’anhum. Rowaahu al-Baihaqiyu Bi’asaaniidi Shohiihatin.
Artinya:
“(Suatu Cabang) Dalam Madzhab kita (Madzhab Imam Syafi’i)
bahwasannya disunnahkan membaca do’a Qunut dalam Sholat Subuh, baik ketika
turunnya bala’ atau tidak. Ini adalah pendapat mayoritas para Ulama Salaf
(Terdahulu) dan juga pendapat para ulama sesudah mereka (Ulama Salaf). Diantara
mereka yang sependapat adalah Sayyidina Abu Bakar, Umar bin Khothob, Ali, Ibnu
Abbas, Baro bin ‘Azib Rodhiyallahu’anhum, telah meriwayatkannya Imam Baihaqi
dengan sanad-sanad yang shohih”.
Demikian. Wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar