3 Desember 2013

DALIL QUNUT SUBUH DARI BERBAGAI KITAB (1)


Oleh: Pray. Ksn
Bismillahirrohmaanirrohiim.

Dibawa ini hujjah-hujjah Qunut Sholat Subuh dari berbagai kitab.

1. Kitab Hasyiyah I’aanatu al-Thoolibiin Li al-Syaikh Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatho al-Dimyathi al-Bikri Juz 1.

Pengertian Qunut
Qunut secara bahasa (etimologi) yaitu :
Ad-Du’a bikhoirin aw syarrin (I’aanatu al-Thoolibiin Juz 1 hal 268)

Artinya :
“Memohon dengan kebaikkan atau kejahatan” (I’aanatu al-Thoolibiin Juz 1 hal 268).

Qunut secara istilah (terminology) adalah :
Dzikrun makhshuushun mustamilun ‘ala du’ain wa tsanaain

Artinya :
“Dzikir yang dikhusukan yang meliputi atas permohonan dan pujian”

2. Kitab Fathu al-Barri Bisyarhil al-Bukhori Li al-Imam al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqolani Juz 1.

Dalam Kitab Fathu al-Barri Bisyarhi al-Bukhori Juz 1 halaman 714. Al- Imam al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqolani mengatakan, “Ibnu ‘Arobi menyebutkan” :
Annal Qunuuta waroda li’asyroti ma’aanin, fanadzhomaha syaikhunaa al-Hafidz Zainu ad-Diin al-‘Irooqii.
Walafdzu al-Qunuuti a’did ma’aaniihi tajid # Maziidan ‘ala ‘asyri ma’aaniya murdhiyyati #
Du’aun khusyuuun wa al-‘ibaadatu thooatun # Iqomatuha iqroruhu bil’ubuudiyati
Sukuutun sholaatun wal qiyaamu wa thuuluhu # Kadzaaka dawaamu at-thoo’ati ar-roobihil qoniyyahi.

Artinya :
“Bahwasannya telah datang Qunut itu bagi sepuluh makna, maka telah menzhomkannya guru kami al-Hafidz Zainuddin al-Iroqi, “Dan adapun lafadz Qunut itu, bilangkanlah olehmu akan makna-maknanya, niscaya kamu mendapatkan akan tambahan lebih dari sepuluh makna yang disukai :
1 Doa 2. Khusyu 3. Ibadah 4. Kepatuhan 5. melaksanakannya, mengakui kepada Allah Swt dengan kehambaannya. 6. Diam 7. Sholat 8. Berdiri. 9. Lama berdirinya seperti itu mengekalkan ketaatan 10. memberikan keuntungan pada usaha.

Qunut pada sholat Subuh dan sholat witir pada setengah yang kedua dalam bulan Romadhon adalah sunnah ab’adh, yang disunnahkan bagi mereka yang meninggalkannya untuk melakukan sujud sahwi. Baik sengaja ataupu lupa. Sekiranya disengaja meninggalkan Qunut dan sengaja pula meninggalkan sujud sahwi, tetaplah sah sholatnya, karena Qunut dan sujud sahwi bukanlah rukun dan syarat sholat, melainkan sunnah. Hanya makruhlah meninggalkan Qunut dengan sengaja.

3. Kitab al-Adzkar Li al-Imam Muhyi al-Din Abi Zakariya Yahya bin Syarof al-Nawawi.

Dalam Kitab al-Adzkar Li al-Imam Muhyi al-Din Abi Zakariya Yahya bin Syarof al-Nawawi, Halaman 59 menjelaskan :
‘Ilam annal qunuuta fi sholaati ash-Shubhi sunnatun lihaditsi ash-Shohiihi fiihi ‘an Anas Rodhiyallahu’anhu anna Rosuulallah Sholallahu’alaihi Wasallam : Lam yazal yaqnutu fi ash-shubhi hatta faaroqo ad-dunnya. Rowaahu al-Hakimu Abu ‘Abdillah fi kitabi al-Arba’iin. Waqoala haditsun shohiihun. Wa’lam anna al-Qunuta masyruu’un ‘indana fi ash-shubhi, wahuwa sunnatun muta’akkidatun, law tarokahu lam tabthul sholaatuhu laikin yasjudu lissahwi sawaa’un tarokahu ‘abdan aw sahwan.

Artinya :
“ Ketahuilah bahwa Qunut pada sholat Subuh itu hukumnya sunnah, karena ada hadits shohih dalam hal tersebut, yang diriwayatkan dari Anas r.a  bahwa Rosulullah Saw senantiasa melakukan Qunut pada sholat Subuh sampai beliau meninggal dunia . Telah meriwayatkannya Abu Abdillah di dalam Kitab al-Arba’in dan dikatakannya : “Hadits ini predikat shohih”. Dan diketahuilah bahwa Qunut itu disyari’atkan dan sunnah pada madzhab kita (Madzhab Syafi’i), pada sholat Subuh sebagai Qunut yang kuat. Jika ditinggalkannya tidak membatalkan sholat, tetapi dilakukanlah sujud sahwi, baik ditinggalkan sengaja ataupun lupa.


3. Tentang Qunut Subuh ini, Al-Hafidz Zainuddin al-Iroqi meriwayatkan dari Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina ‘Umar, Sayyidina Ali bin Abi Tholib dan Sayyidina Ibnu Abbas Rodhiyallahu’anhum. Beliau berkata :

Qod Shohha ‘Anhum al-Qunuutu Wa Idza Ta’aarodho al-Itsbaatu Wannafyu Quddima al-Mutsbitu

Artinya:
“Sudah shah dari mereka itu Qunut dan apabila bertentangan isbat (Penetapan) dan nafyinya (Larangan), didahulukan yang mengitsbatkan”.

4. Imam Hasan al-Bisri mengatakan, “Aku pernah sholat di belakang dua puluh orang dari pada Pahlawan Perang Badar, semua orang dari mereka itu melakukan Qunut Subuh sesudah rukuk pada rokaat yang kedua”.

5. Sayyidina Anas menetapkan Qunut sebulan adalah Qunut Nazilah, yaitu Qunut menyumpahkan orang-orang musyrik yang dilakukan sebulan lamanya disetiap sholat lima waktu (Sholat fardhu).

Beliau (Anas r.a) menetapkan Qunut Subuh yang dilakukan Rosulullah Shollallahu’alaihi Wasallam sampai beliau (Rosul) meninggal dunia, adalah Qunut Rotibah. Maka jelaslah!!! Qunut yang ditinggalkan sesudah sebulan itu, lain dari pada Qunut yang dikekalkan oleh Nabi Saw. Sampai beliau meninggal dunia, itulah Qunut Subuh.

Pada Madzhab kami, yakni Madzhab Imam Syafi’I Rodhiyallahu’ahu, bahwasannya Qunut Subuh adalah Sunnah Ab’adh, yang diberikan pahala bagi mereka yang mengerjakannya dan tidak diberi dosa bagi mereka yang meninggalkannya.

6. Kitab al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab Li Imam Abi Ishaq Ibrohim bin Ali bin Yusuf al-Syiroziy

Di dalam Kitab al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab Li Imam Abi Ishaq Ibrohim bin Ali bin Yusuf al-Syiroziy Juz 4 Halaman 666. Al-Imam Nawawi Rohimahullah menjelaskan :

(Far’un) Fi Madzaahibi al-‘Ulama’I Fi Itsbaati al-Qunuuti Fi Ash-Shubhi. Madzhabunaa Annahu Yustahabbu al-Qunuutu Fiihaa Sawaa’un Nazalat Nazilaatun Am Lam Tanzil Wabihadzaa Qoola Aktsaru As-Salafi Wa Man Ba’dhuhum Aw Aktsaron Minhum Wa Mimman Qoola Bihi Abu Bakrin Ash-Shiddiiqu Wa ‘Umaru Ibnu al-Khothoobi Wa ‘Utsmaanu Wa ‘Aliyyun Wa Ibnu Abbaasin Wa Al-Baroo’u Ibnu ‘Aazibi Rodhiyallahu’anhum. Rowaahu al-Baihaqiyu Bi’asaaniidi Shohiihatin.

Artinya:
“(Suatu Cabang) Dalam Madzhab kita (Madzhab Imam Syafi’i) bahwasannya disunnahkan membaca do’a Qunut dalam Sholat Subuh, baik ketika turunnya bala’ atau tidak. Ini adalah pendapat mayoritas para Ulama Salaf (Terdahulu) dan juga pendapat para ulama sesudah mereka (Ulama Salaf). Diantara mereka yang sependapat adalah Sayyidina Abu Bakar, Umar bin Khothob, Ali, Ibnu Abbas, Baro bin ‘Azib Rodhiyallahu’anhum, telah meriwayatkannya Imam Baihaqi dengan sanad-sanad yang shohih”. 

Demikian. Wallahu’alam.  
Insyaallah dilanjutkan pada

 

DALIL QUNUT SUBUH DARI BERBAGAI KITAB (2)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar